Kamis, 08 Desember 2011

Tips Berwisata Yang Ramah Lingkungan

Berwisata dipercaya dapat menghilangkan kepenatan, serta kejenuhan sehari-hari dan tentunya membuat hidup kita lebih indah dan menarik untuk dijalani. Maka tak mengherankan bila banyak dari kita yang menyempatkan diri untuk berwisata ke tempat-tempat yang alami, indah ataupun tempat yang memang khusus untuk tujuan wisata.

Berwisata, mengapa harus peduli lingkungan?

 

Pertanyaan besar diatas didasari atas fakta bahwa semakin sering perjalanan dilakukan maka akan semakin banyak pula sumber daya alam yang digunakan. Hal tersebut juga berkaitan dengan seberapa besar polusi yang dihasilkan, seberapa banyak sampah yang dihasilkan, serta seberapa besar kerusakan lingkungan yang dirasakan.

Banyaknya perjalanan yang dilakukan oleh penduduk dunia dalam setiap bulannya. Entah itu menggunakan pesawat, kapal laut, kendaraan pribadi atau kereta api, yang semuanya itu menggunakan BBM sebagai sumber energy. Lalu, berapa banyak hotel serta penginapan yang harus menyediakan kamar - kamar yang terang - benderang pencahayaannnya serta seberapa besar energi yang digunakan untuk keperluan peralatan elektronik lainnya.

Berlibur/berwisata memang mengasyikan, tapi tanpa disadari berwisata pun bisa memberikan dampak buruk bagi lingkungan, terutama dari segi emisi gas karbon. Selain itu, tak jarang kawasan wisata yang sebelumnya memiliki pemandangan yang mempesona, rusak akibat kunjungan para pelancong yang tidak mempedulikan kelestarian alam di lokasi pariwisata tersebut.


1. Menentukan tujuan wisata.

Poin ini menjadi salah satu pertimbangan karena seberapa jauh perjalanan yang akan kita tempuh, seberapa banyak bekal yang kita persiapkan, alat transportasi apa yang akan kita gunakan, serta dimana kita akan menginap hal tersebut menentukan seberapa besar penggunaan sumber daya alam yang akan kita gunakan.

2. Menentukan alat transportasi.

Jika sudah menentukan tujuan, maka kita pikirkan alat transportasi apa yang akan kita gunakan. Jika bisa dengan menggunakan transportasi umum, maka gunakanlah transportasi umum. Jika bisa menggunakan bus atau kereta api maka tidak perlu menggunakan pesawat. Karena menggunakan pesawat semakin banyak emisi gas karbon yang terbuang dan hal tersebut akan berdampak pada pemanasan global. Tetapi jika terpaksa harus menggunakan pesawat maka carilah pesawat yang langsung menuju tempat tujuan.

3. Bawa bekal.3. Bawa bekal.

Perjalanan wisata yang tidak cukup jauh dapat kita persiapkan bekal makan dari rumah untuk makan selama diperjalanan.

4. Cek kondisi rumah sebelum ditinggal.

Sebelum meninggalkan rumah pastikan saluran listrik, air, dan selang kompor gas sudah dalam kondisi mati.


Rabu, 07 Desember 2011

[GO GREEN] Tanaman Terampuh Untuk Mencegah GLOBAL WARMING

Pohon Trembesi



Mampu menyerap karbondioksida dalam jumlah yang besar, sehingga sangat disarankan untuk ditanam sebagai pohon penghijauan. Namun trembesi membutuhkan lahan yang cukup luas.

Pohon Mahoni



Mahoni
Dikenal mampu menyerap polutan udara seperti timbal. Maka kedua pohon ini sebaiknya ditanam untuk penghijauan di kota-kota besar, dekat jalan protokol yang padat lalu lintasnya. Bukan rahasia lagi kalau kendaraan bermotor menjadi penyumbang timbal terbesar di udara.
Sebaliknya, pohon seperti akasia sebaiknya jangan dijadikan pohon jalur hijau. Mengapa? karena akasia menjadi salah satu pencetus asma. Begitu juga pohon palem yang indah bentuknya, tak begitu besar manfaatnya.


Pohon Dadap Merah
Pohon ini baik ditanam di halaman terbuka, karena bisa mengundang datangnya para burung. Soalnya berbagai jenis burung suka sekali menyantap buah si dadap merah ini.


Pohon Kelengkeng
iapapun tahu betapa enaknya rasa buah kelengkeng. Namun tahukah Agan2 kalau pohon kelengkeng mampu meredam polusi suara. Itu sebabnya pada pabrik-pabrik yang menggunakan genset, ada baiknya menanam pohon ini di dekat genset tersebut.

Kembang Sepatu 



Mampu menyerap nitrogen sehingga membuat paru-paru kita jadi lega. Namun jangan sekali-sekali menanam bunga kembang sepatu di dekat ruang Radiografi. Tanaman ini berfungsi meneruskan radiasi sehingga berbahaya bagi orang di sekitar tempat radiografi tersebut.

 Sansevieria 



Kalau kembang sepatu berfungsi melanjutkan radiasi, tidak demikian dengan tanaman sansevieria ini. Sansevieria mampu menyerap 107 jenis racun, termasuk polusi udara, asap rokok (nikotin), hingga radisi nuklir, sehingga cocok dijadikan penyegar. Oya, kaktus juga bisa menghambat radiasi.

Tips Mengatasi Kebiasaan Buruk Pada Anak




Awalnya, lucu melihat si kecil menghisap jempolnya. Tapi lama kelamaan kok sulit ya menghentikannya?

Menghisap jempol, menggigit kuku, mengamuk, mengompol, beberapa keluhan yang mungkin sederhana tapi bisa membuat pusing orangtua. Di tambah lagi kekhawatiran akankah kebiasaan ini berakibat buruk pada si kecil. Apa saja kebiasaan si kecil yang sering dikeluhkan orangtua?


MENGHISAP IBU JARI

Mengisap ibu jari umum terjadi pada bayi usia 3 bulan - 2 tahun. Jika kebiasaan ini terjadi setelah anak usia tiga tahun, padahal sebelumnya tidak atau sudah berhenti, bisa jadi si anak sedang stres dan perlu dicari penyebabnya. Bila kebiasaan mengisap ibu jari terus berlanjut hingga usia sekolah dasar dapat mengganggu pertumbuhan gigi, diare, dan yang terpenting mempengaruhi perkembangan kepribadiannya.

SOLUSI

Bila si kecil masih bayi tak perlu terlalu khawatir. Namun jika sudah amat mengganggu coba ganti dengan empeng dan hentikan sedikit demi sedikit.

  • Bila terjadi setelah usia satu tahun, mungkin si kecil sedang lelah atau bosan, alihkan kegiatannya.
  • Bila terjadi pada usia 5-6 tahun, beri penjelasan akibat dari kebiasaan buruknya, anda dapat memberinya hadiah (reward) bila anak berhasil menghentikannya.
  • Jika tetap saja sulit ditangani, sangat mungkin terdapat ketidakmatangan emosi dan sosial hingga memerlukan penanganan lebih khusus. 


MENGGIGIT KUKU

Menggigit kuku kadang merupakan perpanjangan dari kebiasaan mengisap ibujari. Paling banyak terjadi saat anak menginjak remaja (13-15 tahun), bisa juga lebih. Jika kebiasaan ini belum hilang juga, seringkali ketika dewasa beralih menjadi kebiasaaan merokok, makan permen karet, mengorek hidung, atau memainkan rambut. Menurut ahli, kebiasaan buruk ini adalah ekspresi dari kegelisahan, rasa tertekan, kecewa, dan kemarahan. Sisiri penyebabnya dulu.

SOLUSI

  • Beri pengertian kepada anak tentang akibat buruk menggigit kuku dan penyakit yang dapat timbul karena kebiasaan ini.
  • Mengalihkan kebiasaan tersebut pada bentuk permainan dengan teman sebaya.
  •  
KEBIASAAN MENAHAN NAFAS
(BREATH HOLDING SPELL)


Sering terjadi pada usia 1-5 tahun. Diduga ini merupakan bentuk awal dari temper tantrum pada saat si kecil sudah mampu mengekspresikan rasa frustasi. Bisa jadi ada gangguan hubungan emosional orangtua dengan anak, misalnya ibu yang terlalu sabar, orangtua overprotektif, yang selalu memenuhi kebutuhan anak, atau orangtua yang tidak konsisten.

Umumnya, didahului dengan menangis, berhenti, lalu anak menahan napas, bahkan bisa sampai kebiruan di sekitar mulut dan muka. Kadang anak tampak lemas atau timbul gerakan seperti kejang. Berlangsung 5-10 detik.

SOLUSI

  • Jangan panik, kenali kapan biasanya si kecil mulai menahan napas.
  • Hindari gerakan berlebihan seperti mengejutkan, membentak, menepuk, memberi minum, dan sebagainya. Yang penting pastikan anak merasa nyaman, dengan menggendong atau memeluknya.
  • Jika terus berlanjut, kebiasaan ini perlu dihilangkan, misalnya dengan mengubah perilaku orangtua pada si kecil.
  •  
MENGAMUK (TEMPER TANTRUM)

Mengamuk umum terjadi saat anak berusia 3-12 tahun, lebih sering pada laki-laki. Anak menjerit, memukul, menendang, menjatuhkan badan ke lantai, memukul kepala, atau melempar barang. Penyebabnya bisa karena meniru orangtua, atau kepribadian anak sendiri (bossy, aktif dan energik), ketakutan luar biasa, ketidakcocokan dengan orangtua saat anak sedang berkembang pribadinya, orangtua yang terlalu membebaskan atau overprotektif, tidak konsisten, faktor keturunan, kecemburuan pada saudara, dan sebagainya.

SOLUSI

  • Jangan penuhi keinginannya bila si kecil tantrum, biarkan saja. Begitu anak menyadari ia tak mendapat apa-apa, tantrum akan berhenti.
  • Mungkin saja cara ini tak berhasil, yang penting orangtua harus sabar, jangan tergesa-gesa mengambil sikap, misalnya karena malu dilihat orang.
  • Ingat, orang-tua sebaiknya selalu konsisten.
  •  
  •